2018
AGRIBISNIS PRODUKSI TANAMAN 
AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA 
SMKN 1 MENTAYA HILIR SELATAN  

BERTANAM SECARA HIDROPONIK 

Hidroponik berasal dari bahasa Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang berarti daya atau kerja. Hidroponik dikenal juga dengan soillness culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Dalam perkembangannya Hiroponik diartikan sebagai budidaya tanaman yang memanfaatan air dan tanpa menggunakan tanah.
Sejarah Hidroponik
1. Tahun 1627 Francis Balcon menulis kegiatan budidaya tanpa tanah dalam buku Sylva Sylvarum.
2. Tahun 1699 John Wood Ward menerbitkan percobaan budidaya air dengan spearmint
3. Tahun 1842 disusun daftar Sembilan elemen yang diyakini penting untuk pertumbuhan tanaman
4. Tahun 1859-1865 Ahli Botani Jerman Julius von Sachs dan Willem Knop memicu pengembangan teknik budidaya tanpa tanah.
5. Tahun 1929 William Frederick Gerike dari Univeritas California mulai mempromosikan secara terbuka tentang solution culture yang digunakan menghasilkan tanaman pertanian.
Gericke menciptakan sensasi dengan menumbuhkan tomat yang menjalar setinggi duapuluh lima kaki di halaman belakang rumahnya dengan larutan nutrient mineral selain tanah. Berdasarkan analogi dengan sebutan Yunani kuno pada budidaya perairan, ilmu budidaya bumi,
Gericke menciptakan istilah Hidroponik pada tahun 1937. Gericke mengklaim bahwa hidroponik akan merevolusi pertanian tanaman dan memicu sejumlah besar permintaan informasi lebih lanjut. Namun, proposal Gericke tentang penggunaan Greenhouse untuk eksperimen ditolak oleh pihak kampus. Namun pada akhirnya pihak Universitas menyetujui permintaan Gericke untuk membuat Greenhouse sehingga penelitiannya bisa diperbaiki menggunakan fasilitas penelitian yang sesuai. Tahun 1940 setelah meninggalkan jabatan akademiknya, Gericke menerbitkan buku berjudul Complete Guide to Soil less Gardening yang sampai sekarang menjadi rujukan dalam budidaya hidroponik.
Ada sebanyak 8 sistem model pengairan hidroponik yaitu Sistem aeroponik, Nutrient Film Technique, Drip system, Pasang surut, Deep Flow Technique , sumbu , fertigasi dan rakit apung. Seiring berkembangnya jaman, hidroponik tidak hanya merupakan bagian dari produksi tanaman, tapi sudah berkembang menjadi gaya hidup terutama bagi masyarakat perkotaan. Kurikulum di SMK memuat budidaya secara Hidroponik sebagai salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik. Budidaya sayuran daun menggunakan system rakit apung menjadi sasaran pertama dalam mempelajari hidroponik. Berikut rangkaian kegiatan peserta didik bertanam secara hidroponik.

Pengukuran jarak tanam
      
Pembuatan lubang tanam
Pembuatan netpot
Penyemaian benih pada media rockwool




Pemindahan semaian
Pengecekan kadar nutrisi


Panen
Panen


  

Agribisnis Produksi Tanaman
Agribisnis Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
Proses penilaian baik teknis maupun non teknis melalui pengumpulan bukti yang relevan untuk menentukan tingkat kompetensi peserta didik selalu dilakukan dalam proses pembelajaran. Baik di awal, di tengah maupun di akhir pembelajaran.
Salah satu materi penilaian di akhir pembelajaran adalah mengenai pembibitan tanaman buah semusim yaitu semangka.

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Gambar tema oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget